Rabu, 22 Oktober 2014

Autisme dipandang dari sudut medis

AUTISME DIPANDANG DARI SUDUT MEDIS
Oleh : dr. Melly Budhiman SpKj

AUTISME :
Gangguan perkembangan yang kompleks dan berat pada anak
Gejala sudah nampak sebelum umur 3 tahun

AUTISME :
Laki – laki : Perempuan = 4 : 1
Dapat terjadi pada siapa saja, tidak ada perbedaan suku, bangsa, status social-ekonomi, pendidikan
IQ : dari rendah sampai jenius

PREVALENSI :
1987 :1 : 5.000
1997 :1 : 500
2000 :1 : 150
2001 :1 : 138 (BERDASARKAN dan Conference Okt 2001 – Tambahan dari Red)

ISTILAH :
BLEULER
Autisma sebagai gejala dasar schizophrenia = hidup dalam dunia fantasinya sendiri
KANNER
Autisma infatil : hidup dalam dunianya sendiri

KAPAN GEJALA MULAI TAMPAK ?
Sejak bayi atau
Sudah berkembang relative normal
Setelah 3 tahun berhenti berkembang, mundur lalu timbul gejala autisme

GEJALA YANG TIMBUL
Gangguan perkembangan dalam bidang :
2.
Komunikasi
3.
Interaksi
4.
Perilaku
5.
Emosi
6.
Sensoris

GANGGUAN KOMUNIKASI
Terlambat bicara
Tak ada usaha untuk komunikasi non verbal dengan bahasa tubuh
Meracau dengan bahasa yang tidak dapat dimengerti
Membeo (echolalia)
Tak memahami pembicaraan orang lain

GANGGUAN INTERAKSI
Tak mau menatap mata
Dipanggil tidak menengok
Tidak mau bermain dengan teman sebaya, lebih asyik main sendiri
Tidak ada empati

GANGGUAN PERILAKU
Cuek terhadap lingkungan
Asyik dengan dunianya sendiri





Semau – maunya, tidak mau diatur
Perilaku tidak terarah, mondar – mandir, lari – lari, manjat – manjat, berputar – putar, lompat – lompat, ngepak – ngepak tangan dan teriak – teriak
Agresif atau menyakiti diri sendiri
Melamun/bengong, terpukau pada benda berputar atau benda yang bergerak
Kelekatan terhadap benda tertentu
Perilaku yang ritualistik

GANGGUAN EMOSI
Tertawa, menangis, marah – marah sendiri tanpa sebab
Emosi tidak terkendali, temper tantrum bila tidak terkabul keinginannya
Rasa takut yang tidak wajar

GANGGUAN PERSEPSI SENSORIS
Menjilat-jilat benda
Mencium – cium benda
Menutup telinga bila mendengar suara keras dengan nada tertentu
Tidak suka memakai baju dengan bahan yang kasar
Sangat tahan terhadap rasa sakit

DIAGNOSIS AUTISMA
Didasarkan observasi klinis dan anamnesa yang teliti
Tidak memerlukan berbagai alat
Berbagai pemeriksaan (EEG, CT Scan, MRI) hanya atas indikasi
CARS, Psikotest hanya alat bantu diagnosis

KRITERIA DIAGNOSTIK
DSM – IV (APA – 1994)
ICD – 10

KERACUNAN DIAGNOSTIK
ADHD
KETERLAMBATAN BICARA
RETARDASI MENTAL
EPILEPSI

AUTISM – SPECTRUM
(GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF)
Autisme Infantil
Autisme Antipical
Sindrom Rett
Gangguan Disintegratis Masa Kanak
Gangguan Overaktif dengan Retardasi Mental disertai Gerak Stereotipik
Sindrom Asperger
Gangguan Perkembangan Pervasif YTT

PENYEBAB
Dahulu : Faktor psikologis Bruno Bettelheim : Teori Frigid Mother
Sekarang : Gangguan Neurobiologis pada Susunan Syaraf Pusat (SSP)








FAKTOR PENYEBAB
Gangguan pada Susunan Syaraf Pusat, disebabkan oleh
2.
Faktor genetik
3.
Gangguan pertumbuhan sel otak janin, infeksi virus, jamur, perdarahan, keracunan selama hamil muda
4.
Gangguan pencernaan
5.
Keracunan logam berat (Pb, Hg, Cad)
6.
Gangguan auto imunity

FAKTOR GENETIK
Mutasi genetik : penyebab multifaktor
Telah ditemukan lebih dari 7 gen yang berhubungan dengan autisme
Perlu beberapa gen untuk menimbulkan gejala autisme

GANGGUAN NEUROBIOLIGIS
Cerebellum
Lobus parietalis kiri/kanan
Lobus frontalis
Sistem limbic
Kerusakan pada myelin sel otak dan bagian dalam (endhotel) pembuluh darah otak
Gangguan neurotransmitter

GANGGUAN PENCERNAAN
Peradangan dari mucosa usus (autistic enterocolitis)
Leaky gut syndrome
Enzim pencernaan yang kurang
Terlalu banyak jamur dalam usus (yeast overgrowth)
Kekurangan enzim sehingga makanan tidak dicerna secara sempurna
Protein yang sulit dicerna :
1.
Casein (susu sapi/domba)
2.
Gluten (gandum)
Casein dan gluten : rangkaian 20 asam amino, seharusnya terpecah dengan sempurna
Peptide : 2 – 3 rantai asam amino yang diserap oleh darah dialirkan ke otak. Di otak menjadi casomorphin dan glutemorphin
 
YEAST OVERGROWTH
Pemberian Antibiotik yang terlalu sering :
1.
Membunuh bakteri komensal dalam usus, sehingga jamur berkembang biak berlebihan
2.
Merangsang pertumbuhan jamur

Infeksi Candida pada umur dini (bayi) bisa menyebabkan Candidiasis yang persisten
Gula, makanan yang tak tercerna, antibiotic, menyuburkan pertumbuhan jamur
Byproducts dari jamur mengacaukan metabolisme
Jamur menempel pada dinding usus dan enzyme pencernaan yang kurang membuat kerusakan pada dinding usus, sehingga usus berlubang (LEAKY GUT SYNDROM). Hal ini mengakibatkan peptide diserap masuk ke peredaran darah dan peptide masuk ke otak

KERACUNAN LOGAM BERAT (TOXIC MINERALS)
LOGAM BERAT : Hg, Pb, Cad, As dan Ai






Tanpa sengaja masuk ke dalam tubuh manusia melalui :
1.
Udara
2.
Air
3.
Obat
4.
Vaksinasi
5.
Tambalan gigi

KERACUNAN Hg (air raksa/mercury)
Tambalan gigi (amalgam) terdiri dari 50% silver dan 50% merkuri
Vaksin mengandung thimerosal (ethyl mercury)
Kosmetika : pemutih kulit
Salep anti – jamur
Obat tetes mata

KERACUNAN Hg
Hg sangat Neurotoksin karena merusak sel-sel otak dan dapat mengakibatkan timbulnya gejala – gejala autisme
Hg dapat menyebabkan mutasi genetik
Hg dapat menyebabkan immunodeficiency (berkurangnya kekebalan tubuh)

PEMERIKSAAN YANG DIBUTUHKAN
Darah, urine dan feaces untuk mengetahui :
2.
Gangguan pencernaan
3.
Jamur/parasit/bakteri di dalam usus
4.
Alergi makanan
5.
Peptide/morphin di dalam urine
6.
Kelainan genetik
7.
Kerusakan sel dan pembuluh darah otak
8.
Auto imunitas
9.
Mineral dan logam berat di dalam darah
Hair Mineral Analysis : mineral dan logam berat (Pb, Cad, Hg, As, Ai)

PENANGANAN SECARA MEDIS
Semua hal yang ditemukan pada pemeriksaan laboratorium harus ditangani secara intensif
Menyembuhkan penyebab fisik yang mempengaruhi fungsi Susunan Syaraf Pusat (SSP) seringkali bisa mengurangi/menghilangkan gejala autisme

KESIMPULAN
Autime Masa Kanak adalah gangguan perkembangan yang sangat kompleks
Prevalensi masih sedang meningkat dengan pesat
Timbulnya gejala seringkali dicetuskan oleh penyebab organ biologis
Para professional harus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, supaya dapat bekerja sama melakukan pengobatan yang tepat dan terpadu

DIAMBIL DARI MAKALAH SEMINAR 16 Juni 2001


Jumat, 10 Oktober 2014

Pendidikan sexual pada penyandang autis

Baru-baru ini saya membaca sebuah berita di salah satu surat kabar Jawa pos. Kamis, 9 Oktober 2014. Pada berita tersebut mengatakan ada seorang remaja Autis telah disodomi oleh seorang pria berusia 41 tahun di Kota Pasuruan. Kejadian tersebut berlangsung pada hari Selasa 7 September pukul 20.00. Singkat cerita pria tersebut mengaku bahwa sudah lama tidak merasakan hubungan suami istri, sehingga akhirnya tega menyodomi remaja autis tersebut. 
Ini adalah salah satu kasus yang sering terjadi di antara sekian anak dan remaja Autis. 
Ada beberapa hal yang membuat kasus ini terjadi di antaranya :
1. Para penyandang autis adalah orang yang kepatuhannya sangat bagus. Karena Pembentukan kepatuhan ini sejak kecil sudah menjadi bekal disaat anak menjalani proses terapi. 
2. Orang tua kurang membekali masa remaja anak di dalam pendidikan seksualnya sejak dini
3. Masyarakat belum memahami dan justru memanfaatkan mereka untuk kepentingan mereka masing-masing. 

Pendidikan seksual kepada para anak berkebutuhan khusus sangatlah penting. Untuk memberikan pembekalan di masa depan mereka, di masa remaja hingga dewasa. Mengingat masyarakat juga beragam. Pembekalan pendidikan seksual harus dimulai sejak dini. Sejak usia 3 tahun sudah harus dibekalkan kepada mereka dan sesuai dengan tingkatan dan perkembangan usia. 

Hal-hal yang perlu kita bekal kan sejak dini adalah : 
1. Pisahkan tempat tidur Anak dengan orang tua. Jangan sekamar. 
2. Saat anak BAB/BAK mulai kenalkan harus di dalam toilet, sesuai dengan jenis kelaminnya. Demikian juga dengan pendampingan anak laki-laki dengan ayahnya dan anak perempuan dengan ibunya. 
3. Boleh cium saat-saat tertentu. Pada saat pagi hari atau saat menjelang tidur. 
4. Persiapkan gambar visualisasi dan perkenalkan sejak dini untuk mimpi basah pada anak laki-laki, untuk anak perempuan kenalkan bikini atau pakaian renang. Itu adalah area yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. Kecuali dokter dan itu juga didampingi oleh orang tua. 
5. Pemahaman akan fungsi-fungsi setiap anggota tubuh. (Mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Tanpa terkecuali pada bagian-bagian vital). Demikian juga dengan labeling nya, kenalkan dan paham kan dengan benar sesuai dengan bahasa kedokteran pada laki-laki PENIS bukan *burung*, atau VAGINA bukan *bebek* pada perempuan. 
6. Beri pemahaman akan rasa malu. Definisinya luas, paham kan yang mudah terlebih dahulu bahwa malu adalah saat telanjang tidak pakai baju keluar kamar mandi atau kamar. Kemudian tingkatkan pemahaman tersebut dengan malu lebih luas, misalnya malu saat teriak di tempat umum, malu saat menggaruk penis atau vagina di tempat umum. 
7. Latih dan visualisasi kan urutan mandi di dalam kamar mandi, mulai dari kegiatan lepas baju, mandi, sampai pakai baju kembali semua dilakukan di kamar mandi. 
8. Berganti pakaian harus di kamar mandi atau di kamar pribadi anak. 
9. Kenalkan dan paham kan anak pada orang yang dikenal, orang terdekat dan orang tidak dikenal. Fungsi dan peran mereka terhadap diri anak. Misalkan orang tua fungsi nya menjaga, mendidik, merawat anak, jadi terhadap orang tua anak harus hormat, taat sesuai firman Tuhan. teman-teman fungsinya bekerja sama dengan anak dalam hubungan sosialisasi, teman untuk bisa saling berbagi. Terhadap teman anak bisa menolak bila teman sedang meminta anak untuk melakukan hal-hal yang negatif, misalnya mencuri, atau memegang payudara teman lain, dan lain sebagainya. Orang tak dikenal, adalah orang sekitar. Ajarkan kepada anak apa yang harus anak lakukan terhadap orang tidak dikenal, ajarkan tentang etika dan cara bersikap. Tetap bekal kan pada anak berteriak untuk keadaan yang tepat. Misal anak dapat perlakuan negatif dari masyarakat, maka anak akan marah dan berteriak, tidak ada salahnya untuk sering-sering berbuat usil pada anak, karena bila kita usil pada anak, anak kita latih apa yang harus dilakukannya. Sehingga bila orang lain memperlakukan demikian, anak sudah tau bagaimana tindakannya. 
10. Bekali anak dengan visualisasi lingkaran sosial. 


Lingkaran pertama nama anak.
Lingkaran ke 2 nama anggota keluarga yaitu ayah, ibu, kakak, adik. anggota keluarga ini boleh mencium pipi anak, memeluk, dimandikan saat sakit, tidur di tempat tidur berama-sama, menyentuh bahu, menggandeng, minta uang, dll. yang tidak boleh dilakukan anak adalah : mencubit pantat, menyentuh alat kelamin sendiri, atau menyentuh payudara
sendiri atau orang lain, menyentuh kepala ayah dan ibu, buang air tanpa menutup pintu kamar mandi, masuk kamar tanpa mengetuk pintu, membentak, dll.
Lingkaran ke 3 adalah anggota keluarga yang terdekat seperti kakek, nenek, sepupu, paman, bibi. Yang boleh dilakukan adalah kepada anak adalah : mencium pipi, memeluk, menggandeng, bersalaman, minta tolong, menyentuh bahu, dll. yng tidak boleh dilakukan oleh anak sama seperti lingkaran ke 2 dan ditambah tidak boleh meminjam uang.
lingkaran ke 4 meliputi teman di sekolah, guru kelas dan trapi, pembantu, tetangga, tukng kebun, dl. Yang boleh dilakukan pada anak adalah bersalaman, menyentuh bahu, menggandeng, minta pertolongan. yang tidak boleh dilakukan anak sama dengan lingkaran ke 2 dan ke 3 ditambah tidak boleh mencium pipi.
Lingkaran terakhir adalah lingkaran yang terluar dan berisi orang-orang tak dikenal atau orang asing. pahamkan pada anak orang asing ini ada 2 kelompok yaitu orang yang jahat dan yang baik. misalnya dokter, polisi, satpam, penjaga toko, dll. yang baik adalah orang yang kita hubungi saat kita membutuhkn pertolongan atau pada saat kita berada dalam bahaya. sedangkan oarng asing yang jahat adalah orang-orang yang tidak dikenalkan pada anak. misalnya orang yang lalu lalang di jalan, anak-anak muda yang bergerombol di luar.  dengan adanya lingkaran sosial ini maka diharapkan kita dapat mengajarkan etika sopan santun baik di rumah maupun di luar rumah kepada anak dan anak dapat memahami secara visual sehingga mempermudah anak dalam mengingat bagaimana seharusnya anak bersikap di masyarakat umum. sebagai catatan tetap sesuaikan dengan kehidupan anak.