Coppy Paste Dr. Rudy Sutadi KID ABA.
Sampai
saat ini masih belum diketahui cara yang paling tepat untuk melakukan
pencegahan terjadinya autisme, terutama pada keluarga yang ingin
mendapatkan anak berikutnya. Namun berdasarkan ilmu dan pengetahuan
tentang berbagai terapi spesifik yang telah menghasilkan perbaikan
bahkan kesembuhan, mungkin hal-hal berikut di bawah ini dapat dilakukan
sebagai usaha pencegahan terjadinya autisme, tetapi tentu saja belum ada
jaminan untuk itu.
Usaha-usaha tersebut meliputi meminimalisir
terhadap paparan racun-racun lingkungan, memaksimalkan nutrisi dan
kesehatan secara umum pada ibu sebelum dan selama hamil serta pada masa
menyusui, pemberian nutrisi dari sumber-sumber yang paling sehat pada
bayi maupun anak, pengaturan pemberian vaksin dengan pertimbangan
individual.
Berbagai hal yang perlu dilakukan/diperhatikan sebelum masa kehamilan paling tidak 6-12 bulan sebelumnya:
1. Sebaiknya mengkonsumsi makanan yang organik. Lebih utamakan protein,
sayuran, buah, kacang-kacangan. Kurangi mengkonsumsi gula, karbohidrat,
pengawet, perasa, pewarna, serta makanan olahan.
2. Obati
masalah-masalah pencernaan, antara lain pengobatan jamur/candida,
intoleransi gluten, alergi makanan, kembung, konstipasi, berbagai
parasit. Termasuk juga pemeriksaan TORCH (Toxoplasmosis, Rubella,
Cytomegalovirus, Herpes) dan pengobatannya jika perlu.
3.
Minimalisir penggunaan antibiotik, dan konsumsi probiotik yang bermutu
tinggi. Di samping untuk memperbaiki mikroflora usus, probiotik juga
dapat mencegah penyerapan bahan-bahan toksis serta meningkatkan ekskresi
bahan-bahan toksik tersebut.
4. Jangan mengkonsumsi alkohol dan jangan merokok.
5. Hindari penggunaan bahan-bahan kimia untuk pribadi (sampo,
pasta-gigi, lotion, krim, parfum, deodorant, dlsb), rumah, kebun, dan
lingkungan. Meliputi antara lain insektisid, pembersih lantai, kamper,
pengharum ruangan, pewangi dan pelembut baju, dry-cleaning (contohnya
perchlorethylene), cat rumah, resin, dlsb. Gunakan semua bahan dengan
label “Green”.
6. Jika sebelumnya telah terekspos oleh bahan-bahan
kimia, atau bekerja di lingkungan berbagai bahan kimia, maka sebaiknya
lakukan program detoksifikasi. Jika masih adanya tanda-tanda toksik
seperti misalnya rasa lelah, migrain, dlsb, maka perlu dilakukan terapi
kelasi dan konsultasi dengan dokter ahli gizi.
7. Buang tambalan amalgam pada gigi dengan menggunakan prosedur yang aman untuk pembuangan merkuri gigi.
8. Konsumsi suplemen multi vitamin dan mineral yang lengkap, serta Omega-3 dari hewan dan fish oil yang bebas merkuri.
9. Jangan gunakan bahan-bahan plastik, melamin, dan alumunium. Gunakan
bahan-bahan gelas untuk mengolah/memasak serta menghidangkan/menyimpan
makanan dan minuman. Gunakan air filtrasi (yang disaring).
10. Minimalisasi mengkonsumsi ikan besar sehubungan dengan kadar merkurinya.
11. Perbaiki kualitas udara dengan sirkulasi yang baik dan penyinaran
yang cukup, lebih baik lagi jika menggunakan penyaring udara.
12. Konsumsi vitamin D3 dapat meningkatkan kekebalan, fungsi jantung dan syaraf.
13. Konsumsi berbagai sayuran organik berwarna untuk mencukupi asupan
antioksidan guna melawan kerusakan dari efek radikal bebas. Kebutuhan
4,5 gelas perhari sayuran dan buah, bisa juga dijus.
14. Hindari vaksinasi paling tidak 1 tahun sebelum hamil.
15. Hindari berbagai radiasi elektromagnetik dari komputer, TV, telfon
seluler. Jangan menyimpan barang-barang tersebut di kamar tidur. Gunakan
telfon seluler sejarang mungkin, hanya jika sangat perlu saja dan
jangan dikantongi atau disimpan dekat tubuh.
16. Perawatan
kiropraktik untuk mengoptimalisasi fungsi syaraf dan kekebalan, serta
keseimbangan otot-otot dan jaringan ikat panggul.
Ayo bangkit kalahkan AUTISME ,,Ayo verbal,,ayo sekolah reguler