Cara mengatasi Tantrum
CARA MENGATASI PERILAKU TANTRUM
(Pengulangan karena banyak yang request)
Tantrum adalah Suatu keadaan dimana seorang anak (Autism) memiliki
keinginan yang tinggi terhadap sesuatu lalu terbentur keadaan yang
mengakibatkannya tidak memperoleh kiinginannya itu dalam waktu cepat
(time deley, atau penolakan). Plus kemampuan yang tidak mencukupi dalam
mengungkapkan keinginan atau kebutuhan “dalam bentuk kata-kata”.
Ada dua strategi yang bisa kita jalani saat menghadapi perilaku tantrum pada anak Autism:
Strategi proaktif:
1. Perilaku itu sesuatu hasil belajar oleh karenanya perilaku bisa
diprediksi maka sebelum perilaku bermasalah itu muncul kita buat langkah
antisipasinya… (contoh: siapkan makanan sebelum anak bangun agar dia
tidak tantrum karena merasa lapar)
2. Keamanan - diri anak dan
keamanan diri orang lain diperlukan agar tidak ada yang cedera serius
pada saat anak beraktifitas.Hindari benda-benda yang bisa membahayakan
pada saat anak tantrum (Contoh: Pisau didekat anak, benda padat yang
mungkin bisa dilempar).
3. Batasi/hindari /kurangi efek dari
sebab yang bisa meyebabkan perilaku tantrum. (Contoh: Anak sering
tertawa-tawa sendiri setelah mendengarkan music/menonton film...lalu
terjadi prilaku obsesif sehingga anak-anak kecanduan terhadapnya shg klo
gak di kasih tantrum)
4. Ajarilah cara berkomunikasi yang
tepat. (Contoh: anak sering teriak-teriak dengan bahasa yang tidak
dimengerti/memukul orang yang ada didekatnya/membenturkan kepala saat
menginginkan sesuatu, Ajari anak untuk mengucapkan kata:” mau kue”
reward usahanya sekecil apapun hasilnya)
5. Desainlah
lingkungan sesuai dengan kondisi anak. (contoh : meminimalisasi
piring/gelas kaca agar anak tidak mendapatkan kesenangan melempar
piring/gelas yang terbuat dari kaca)
6. Buatkan jadwal Visual agar anak bisa memprediksi setelah ini dia akan melakukan apa?
Strategi Reaktif:
1. Jangan biarkan perilaku bermasalah itu mengalami penguatan
mencegahnya sebelum terjadi akan membuat keadaan menjadi lebih baik.
(Contoh: jangan biarkan anak sampai merasakan sensasi dapat memukul
tangkap tangan anak sebelum mencapai tubuh kita)
2. Mengabaikan
perilaku yang sudah mengalami penguatan agar perilaku yang sudah
mendapatkan penguatan itu melemah efektifitasnya
3. Batasi akses ke material
4. Bantu mereka untuk dapat melakukan perilaku yang tepat dan beri imbalan untuk memperkuat perilaku yang diharapkan
5. Alihkan perilaku mereka agar melakukan kegiatan yang lebih tepat
Mksh saranny MB riska..SLM kenal y :)
BalasHapus