Sabtu, 02 November 2013

Pertanyaan Agustus 2013

Usia remaja adalah usia anak mengalami pubertas dimana pada diri mereka sudah mulai memunculkan beberapa perubahan terhadap tubuhnya mulai dari tumbuhnya rambut, suara yang berubah, hingga sampai pada hal-hal yang berhubungan dengan seksual misalnya : MIMPI BASAH, dan Ereksi. Namun pada remaja autis sangat berpengaruh besar akan perubahan-perubahan ini. Tanda-tanda yang mengawali adalah anak suka memegang alat kelaminnya sendiri.
Faktor hormonal membuat anak-anak autis sulit memahami perubahan perilaku seksualnya. Mereka tidak mengerti ketika bentuk badannya berubah, tumbuh rambut, mimpi basah. Perubahan bisa membuat anak mengamuk, bad mood sehingga uring-uringan dam bisa juga tantrum. Ketidakpahaman didukung pendidikan seks yang minim membuat perilaku anak menjadi masalah.
 Disini sangat perlu untuk pembekalan diri di dalam memberikan pendidikan seksual bagi ramaja autis kita, untuk mengurangi keinginan bermasturbasi, (pada remaja laki-laki)  karena saat anak sudah mulai nyaman dengan memegang alat kelaminnya, maka di sana terdapat sensasi tersendiri dan bahkan anak akan selalu mencari kenyamanan tersebut dengan bermasturbasi.
 Bagaimana menerangkan tentang bermasturbasi pada remaja laki-laki….
1.      1. Tugas seorang ayah untuk mendampingi anak remajanya laki-lakinya bertumbuh
2.      2. Mengenalkan seluruh anggota tubuh kembali dan perubahan-perubahan yang terjadi (bersama ayah di kamar mandi)
3.      3. Bantu dengan visualisasi Proses bermasturbasi
4.      4. Menjelaskan fungsi Penis (Visualisasikan-Konsistensi) dan juga larangannya
a.       Misalkan dilarang menyentuh penis kecuali saat sedang mandi atau pipis
b.      Yang boleh menyentuh adalah dokter bila sedang terasa sakit atau saat pemeriksaan.
c.       Jangan pegang Penis terlalu lama, bisa iritasi (visulisasikan) –bisa dengan foto atau dengan gambar)
d.      Jangan memegang Penis di tempat umum, Malu/orang akan melihat aneh
e.       Memberitahu anak agar menjaga kebersihan daerah pribadi, mengapa? Karena salah satu penyebab terjadinya masturbasi adalah ketika daerah pribadi dirasa gatal atau tidak nyaman.
apakah diperbolehkan untuk bermasturbasi ?
Kembali pada norma agama dan norma yang ada di masyarakat (bahwasannya hal tersebut masuk dalam rambu-rambu larangan)…Juga pada ketentuan dari tiap keluarga. Ada yang diperbolehkan dan ada yang tidak diperbolehkan. Namun ada beberapa yang harus kita pahami adalah :
·                     Saat anak ketangkap basah ber-Masturbasi, kalau memang perlu melakukan hal itu lakukanlah secara pribadi, terkunci dan jangan sampai dilihat oleh orang lain. Jadi tetap dilakukan pribadi dan ada aturan2/rambu2nya, setelah itu beri rambu-rambu kembali. TIDAK BOLEH
·                     Pernah dengar ada sehari 4 kali…Bagaimana biar tidak ketagihan? Andai itu diberikan lampu hijau atau diijinkan. itu karena kurangnya kegiatan di rumah, baik kegiatan fisik, dll.
·                     Beri kegiatan dan aktivitas pada anak. kurangnya kegiatan membuat anak jadi bosan dan hasrat itu timbul lebih natural. Jadi Memang harus ada kegiatan dan rambu2 tetap dipasang.
·                     Melarang anak melakukan Vulgar. Dan tetap menyampaikan TIDAK BOLEH. Kita mau jelaskan Panjang lebar mengapa tidak Boleh kepada anak juga kurang memungkinkan karena bahasa itu tidak tercerna. Dan yang penting anak tahu bahwa itu tidak boleh. Jadi dari awal secara Konseptual katakan “TIDAK”, kita tetap kembali ke Indonesia, apalagi kita berbicara secara agama itu sebetulnya TIDAK BOLEH. Orang tua harus hati2…secara teoritis boleh, tetapi di kamar..nah maka anak akan menangkap Boleh tetapi di kamar. Kalau tidak ya tidak, dan anak harus segera masuk kamar mandi tetapi bukan untuk melanjutkan tetapi untuk bersih diri. Ketegasan dan ekspresi Marah juga terkadang diperlukan oleh anak, Juga Konsistensi. Ingat bahasa anak2 susah mencerna dan harus benar2 bijak dalam memberikan pemahaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar