Tujuan
- Murid belajar meniru orang lain
- Imitasi menjadi dasar dari ketrampilan penting lainnya ( komunikasi , verbal , bermain , sosialisasi , Bantu diri , dll)
- Inirasi adalah dasar untuk mengerti peragaan model dalam pemberian prompt
- Imitasi memudahkan hubungan yang positif antara murid dan guru (mis, menjadi terhadap gurunya karena sering di beri hadiah / imbalan)
- Imitasi dapat membangun kesadaran akan lingkungan.
- Imitasi dapat membantu mengembangkan ketrampilan – ketrampilan lainnnya.
- Imitasi adalah tugas yang sederhana yang dapat di gunakan untuk menciptakan atau mengembalikan kepatuhan . Hal ini adalah kesempatan bagi anak untuk dengan mudah mendapatkan imbalan.
Prosedur
Guru mendemonstrasikan sebuah gerakan dan katakan “ tirukan
”. Murid mengaca gerakan guru (mis , guru menggunakan tangan kanan, murid
menggunakan tangan kiri). Fase awal di mulai dengan motorik kasar dan kemudian
ke gerakan yang lebih halus dan motorik halus . Imitasi meliputi memanipulasi
objek (memasukkan balok kedalam keranjang) atau membuat sensory imbal balik
(membunyikan bel), hal ini biasanya lebih mudah dipelajari . Juga meliputi hal
yang lebih sulit yaitu meniru gerakan anggota tubuh yang dapat bergerak (mis,
buka – tutup tangan) atau bagian tubuh yang tidak dapat di lihat langsung (mis
, hidung , kepala).
Sesuai dengan kemajuan anak , perintah verbal digeneralisasi
ke kata / kalimat yang lain yang mempunyai arti sama ,seperti “Tirukan ” (mis ,
“Lakukan seperti saya”,”Buat sama”,dll).Sebagai langkah terakhir , gerakan
diberi nama (mis, “tepuk tangan”).Hal ini untuk membangun dasar untuk
berbicara. “Tirukan ”digunakan pertama kali untuk membangun konsep imitasi ,
yang mana merupakan ketrampilan lainnya.
Prompts
Gunakan prompt fisik untuk menggerakkan anak melakukan
gerakan yang di demonstrasikan . Perlahan - lahan kurangi prompt menjadi
sentuhan ringan dan kemudian isyarat kecil .
Kriteria Awal
Tidak ada prasyarat untuk ketrampilan ini . Hal ini mudah
diajarkan . Ketika mengajarkan ketrampilan ini biasanya sudah termasuk perilaku
dan kontak mata.
Kriteria Master
Anak dapat melakukan respon eight of ten secara benar tanpa
prompt . Harus diuji oleh paling sedikit satu orang guru lainnya.
Fase 1
Mulai dengan item
yang meliputi memanipulasi objek
Ajarkan masing – masing secara individual . Artinya ulangi
percobaan – percobaan dengan hanya satu item tanpa ada objek lain yang terlihat
. Ketika anak sukses melakukan sebuah gerakan tanpa prompt , tambahkan satu
atau lebih distrakai dalam setiap percobaan . Juga masing –masing item
digunakan lebih dari satu cara untuk membangun perhatian dan perbedaan.
Contohnya , kadang – kadang anda menjatuhkan hammer ke dalam keranjang, saat
yang lain anda menjatuhkan pasak kedalam kotak .Setelah itu acaklah kedua item
itu dan kemudian perkenalkan item baru . Setelah masing – masing dikuasai
acaklah dengan item –item yang lain.
Contoh Memanipulasi
Objek
-
Memakai topi
-
Mendorong mobil – mobilan
Fase 2
Mulai ketika anak
sudah menguasai lima
item dari fase 1.
Pilih tiga item dari daftar motorik kasar. Ketika msing –
masing sudah dikuasai , tambahkan item yang lain . Gerakan – gerakan tidak
selalu dilakukan sambil duduk bisa juga sambil berdiri. Mis, ajarkan anak
bertepuk tangan sambil berdiri.
Contoh Motorik kasar
-
Tangan ke atas
-
Tepuk tangan
Fase 3
Imitasi gerakan
keluar dari kursi
Mulai ketika anak sudah menguasai lima item dari fase 2. Ajarkan respon –
respon keluar dari kursi , melakukan suatu gerakan dan kembali ke kursi . Anak
tetap duduk sampai guru selesai mendemonstrasikan gerakan dan kembali ke kursi.
Contoh
-
Ketuk pintu
-
Melihat ke jendela
Fase 4
Imitasi orang lain
Guru meminta anak untuk menirukan orang lain dengan
instruksi “tirukan dia ”.
Fase 5
Ketika lima item gerakan motorik
kasar sudah dipelajari (fase 2), tambahkan gerakan motorik halus.
Contoh Motorik Halus
-
Menggulung playdoh
-
Pegang mata
Ini adalah tahap untuk memulai imitasi oral motor.
Fase 6
Imitasi gerakan
berturut – turut / berantai
Ketika sepuluh imitasi di fase 2 dipelajari, ajrkan satu
seri gerakan secara berantai . Variasikan respon – responnya untuk
mempertahankan minat dan perhatian dan mengembangkan generalisasi . Mulai
dengan dua atau tiga respon dan kemudian
dengan urutan yang lebih panjang . Instruksi di berikan dengan satu kata
/ kalimat yang sama dan tundalah pemberian imbalan sampai anak selesai
melakukan semua gerakan secara berturut – turut.
Fase 7
Imitasi lanjutan
Ketika sepuluh imitasi di fase 2 dipelajari dan lima imitasi di fase 5 ,
lanjutkan dengan belajar mencari perbedaan.
Contoh
-
Angkat satu tangan vs dua tangan
-
Pegang hidung dengan satu jari vs satu tangan
Fase 8
Dua langkah
berurutan.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan memori . Ketika 20
respon sudah dikuasai dari fase 1 – 7, mulailah mengajarkan dua respon
berurutan (mis, pakai topi dan ketuk pintu). Mulai dengan item fase 1 dan
3.Demonstrasi kedua respon sambil anak mengamati. Jika perlu , prompt anak
untuk menunggu sampai gerakan kedua selesai . Kemudian anak menirukan kedua
reson tersebut . Ketika anak sudah bagus dengan respon di fase 1 dan 3
,mulailah gunakan item di fase 2 dan 5 (mis, tepuk tangan dan tepuk lutut).
Fase 9
Gerakan Menyilang
(mis, pegang kaki kanan dengan tangan kiri ; pegang bahu
kiri dengan tangan kanan ).
Fase 10
Dua reson sekaligus
(mis, pegang bahu dengan tangan kanan dan lutut dengan
tangan kiri ; tangan menyilang)
Fase 11
Tiga langkah
berurutan
Sama dengan fase 8 , tapi anak melakukan tiga langkah
gerakan yang termasuk dalam dua langkah .
Fase 12
Imitasi gerakan di
video
Sajikan stimulus visual dan katakana ,”tirukan”.
a. Satu
gerakan tunggal dan katakana, “tirukan”.
b. Dua
langkah gerakan sekaligus
c. Tiga
langkah gerakan sekaligus
d. Gerakan
berantai
e. Dua
langkah ditunda
f. Tiga
langkah ditunda
g. Video
yang dipause
h. Aksi
di foto
Fase 13
Imitasi aksi di
gambar
Tunjuk gambar seseorang sedang melakukan sesuatu dan
katakana, “Tirukan”.
Imitasi bisa digabungkan dengan Imitasi Balok , Bermain ,
dan Imitasi Verbal . Juga merupakan jalan ke perintah reseptif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar